Biar Aman, Bikinlah Jalur Sepeda

Cahaya berkelap-kelip menyelusup di tengah semrawutnya lalu lintas di sebuah petang di ibukota. Sinar yang datang dari lampu pesepeda ini memberikan sinyal hati-hati bagi ribuan pengendara kendaraan bermotor lainnya.

Bersepeda di Jakarta memang harus kudu hati-hati. Sebab, pesepeda harus berebut jalur dengan pengguna jalan lainnya.

Akibat sesaknya lalu lintas di jalanan, cerita pesepeda yang ditabrak kendaraan lainnya bukan suatu hal yang biasa. Sudah cukup sering pengayuh kereta angin ini disuruduk oleh kendaraan lainnya karena harus bererbut jalan dengan pengguna lalu lintas lainnya.

Hal ini berbeda dengan di negara-negara maju seperti Jerman dan Belanda. Di negeri tersebut, pesepeda memperoleh lajur khusus. “Hal terpenting bagi pesepeda di Jerman adalah jalur sepeda yang tersedia di pinggir jalan raya, sehingga keselamatan pesepeda lebih terjaga,” ujar Manfred Redelfs, Kepala Unit Riset dan Investigasi di Greenpeace, organisasi lingkungan global di Jerman.

Di Negeri Bavaria itu, pesepeda berbagi jalur dengan pejalan kaki. Jalur sepeda diberi cat merah sebagai pembatas area dengan pejalan kaki yang memiliki area berwarna abu-abu, warna asli konblok di sisi jalan raya.   Pesepeda pun memiliki rambu lalu lintas. Mereka juga harus menaati peraturan kapan harus berhenti dan menyeberang jalan karena lampu lalu lintas buat pesepeda juga tersedia.

Usaha pesepeda lokal meminta jalur khusus supaya tidak celaka sudah seringkali dilontarkan. Namun, hingga kini, usaha tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Toto Sugito, Ketua Bike To Work (B2K) Indonesia, mengaku sudah sering kali menyampaikan pentingnya jalur khusus itu kepada pemerintah. Tetapi, dia kerap kali gigit jari. “Gerakan moral untuk mengajak masyarakat bersepeda jauh lebih mudah ketimbang meyakinkan pemerintah untuk mendukung kegiatan ini lewat pembangunan infrastruktur yang menjamin keselamatan para pesepeda,” katanya.

Setelah sekian lama mengusulkan baru pada Mei 2011 lalu, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meresmikan jalur sepeda sepanjang 1,5 kilometer di kawasan Melawai, Jakarta Selatan. Namun, realisasi tersebut belum memuaskan bagi komunitas pesepeda.

” Gerakan moral untuk mengajak masyarakat bersepeda jauh lebih mudah, ketimbang meyakinkan pemerintah untuk mendukung kegiatan ini lewat pembangunan infrastruktur yang menjamin keselamatan para pesepeda. ” – Toto Sugiarto, Ketua Bike To Work (B2K) Indonesia –

Toto menilai, jalur tersebut tidak efektif karena pesepeda tidak melewati rute di kawasan tersebut.  Lain halnya jikalau di kawasan perkantoran seperti Thamrin dan Sudirman.

Dia yakin jalur di kawasan jantung ibukota tersebut akan lebih efektif karena menghubungkan pesepeda dengan tempat kerja. Maklum, pesepeda umumnya pegawai kantoran di tengah kota.

Rudi Ogel, Ketua Komunitas Sepeda Downhill Jakarta, menuding, tidak efektifnya jalur sepeda yang dibuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lantaran kurang koordinasi dengan komunitas pesepeda. Akibatnya, dia bilang pesepeda masih harus berebut jalur dengan pengendara motor dan mobil. “Sehingga keselamatan pesepeda kurang diperhatikan,” tandasnya.

Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatakan jalur khusus sepeda di Melawai itu hanya sebagai awal saja. Mereka mengatakan, keterbatasan anggaran membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terpaksa membangun jalur sepeda secara bertahap.

Ke depannya, Pemerintah Provinsi DKI berjanji memperbanyak jalur sepeda. Deputi Gubernur Bidang Kependudukan dan Permukiman Provinsi DKI Jakarta Syahrul Effendi mengaku sudah memasukkan penambahan jalur sepeda dalam program desain transportasi di Jakarta. Salah satunya di daerah Banjir Kanal Timur yang bakal ada jalur khusus untuk pesepeda.

Masalahnya, pembangunan jalur khusus saja belumlah cukup. Di Belanda contohnya, para para pengguna sepeda bisa memperoleh tempat parkir khusus di stasiun kereta dan terminal bus. Dengan demikian, pengguna sepeda bisa terkoneksi dengan moda transportasi lainnya.

Bagi yang tidak memiliki sepeda, masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas penyewaan sepeda. Sistem ini sudah cukup lama berkembang di Eropa. Worldwatch Institute, badan riset independen yang menganalisis masalah lingkungan global yang bermarkas di Amerika Serikat menerangkan, konsep penyewaan sepeda di beberapa kota di Eropa seperti Berlin dan Kopenhagen telah berjalan cukup lama.

Masyarakat mendapatkan akses menyewa sepeda dengan harga terjangkau di tempat yang telah disediakan dengan sistem sewa atau dengan kartu elektronik dan kembalikan di tempat yang sama atau di rak parkir setelah selesai digunakan. Di Hamburg, Jerman, harga penyewaan sepeda berkisar 8,5 euro sampai 12 euro per hari.

Di banyak kota di Eropa, sistem ini dibiayai dari iklan sepeda atau dari konsesi perusahaan yang mendanai program ini dengan imbalan mereka bisa beriklan di tempat penyewaan-penyewaan sepeda.

Paris mengikuti konsep ini pada 2007 lalu dengan menyediakan 20.600 unit sepeda di lebih dari 1.450 tempat penyewaan sepeda. Angka ini empat kali lebih banyak dari jumlah stasiun kereta di negara ini.

Beberapa kota di dunia seperti Roma, London, Moskow, Jenewa, Beijing, Tel Aviv, Sydney dan beberapa kota di AS seperti Washington DC dan San Francisco juga berinisiatif untuk mengadopsi program ini.

B2W juga sudah mulai merintis  usaha ini dengan mendirikan Rumah Sepeda Indonesia, tempat penyewaan sepeda pertama di Indonesia yang berada di Jakarta. Tempat rental sepeda yang beroperasi sejak Agustus 2011 ini menyewakan sekitar 20 unit sepeda.

Biaya sewa Rp 50.000 untuk 12 jam penyewaan. Penyewa juga harus menaruh deposit Rp 200.000 untuk antisipasi kerusakan ataupun sepeda tidak kembali. “Semangat awal program ini adalah untuk mengedukasi masyarakat, bukan untuk bisnis semata,” kata Taufik Hidayat Dewan Pembina Bike To Work Indonesia.

Akhirnya, seperti jargon B2W Indonesia, agar gerakan ini menghasilkan sesuatu yang nyata, mulailah dengan 3 M. Mulai bersepeda dari diri kita sendiri, mulai bersepeda dari jarak terdekat, dan mulai bersepeda sekarang juga!

Sumber: http://lipsus.kontan.co.id/v2/sepeda/read/22/Biar-aman-bikinlah-jalur-sepeda

TIPS BERSEPEDA TOURING | DAFTAR PERSIAPAN PERLENGKAPAN TOURING

TIPS BERSEPEDA TOURING | DAFTAR PERSIAPAN PERLENGKAPAN TOURING – Daftar berikut berisi checklistFundamental, sekaligus sebagai pengingat yang cocok untuk bagi siapa pun yang hendak memulai aktivitas bersepeda. Apalagi untuk Sobat cyclist yang hendak melakukan perjalanan bersepeda dengan jarak yang cukup jauh (Touring).

The Two Essentials

Core gear

  • Air minum (hydration pack; bottle with cage)
  • Makanan ringan sebagai energy food (misal: pisang, telur rebus, jeruk, energy bar dsb)
  • Sunblock/Sunscreen (yang akan melindungi agar kulit tidak terbakar karena efek UV)
  • P3K pokok (First-aid kit)
  • Pelindung Mata (sunglasses, clear lenses)
  • Medical info/emergency contact bisa Sobat tambahkan sebagai catatan.

Core bike repair items

  • Ban dalam cadangan (tubes) beserta perlengkapan tambal (jika dianggap perlu)
  • Pompa Ban
  • Pengungkit Ban (Tire levers), sebagai alat bantu untuk melepas ban luar dari pelek
  • Cycling multi-tool, yang ini biasanya dalam bentuk folding tools

Beberapa Perlengkapan Opsional

  • Padded shorts or tights
  • Jersey
  • Sarung tangan (Gloves)
  • Saddle (underseat) bag
  • Kunci sepeda
  • Jam tangan/penunjuk waktu
  • Telepon Seluler
  • Uang cash dan/atau kartu debit/kredit
  • GPS/Map (khususnya jika Anda route Sobat adalah daerah yang belum pernah dilalui sebelumnya)

Perlengkapan pribadi, silahkan tambahkan Sendiri

  • ____________________
  • ____________________
  • ____________________
  • ____________________
  • ____________________
  • ____________________

Inspeksi sebelum mulai bersepeda

  • Tekanan dan kondisi Ban
  • Cek kondisi dan fungsi piranti pengereman (break set)
  • Front/rear wheel dan quick releases terpasang secara aman
  • Bolt tightness throughout
  • Ketinggian Seat post dan handlebar sesuai
  • Cek piranti penerangan (jika diperlukan untuk perjalanan malam)
  • Cek kondisi pelumas pada gear, rantai dan poros-poros penggerak sepeda
  • Reflector (jika diperlukan), pastikan berada pada tempatnya

TIPS BERSEPEDA TOURING | DAFTAR PERSIAPAN PERLENGKAPAN TOURING ini kami adaptasi dari artikel “Basic Cycling Checklist”, rei.com, dengan adaptasi seperlunya. Mudah-mudahan bisa membantu Sobat cyclist mendapatkan aktivitas bersepeda yang menyenangkan. Happy cycling!

Sumber: http://thingsbike.com/tips-trick/tips-bersepeda-touring-daftar-persiapan-perlengkapan-touring.html

BIANCHI DAN SEJARAH SEPEDA TUA ITALI

Jika bicara soal produsen sepeda Bianchi maka tak akan lepas dari Itali, karana kenyataannya memang Sejarah Bianchi juga merupakan bagian penting dari sejarah Italia. Oleh sebab itu cocoklah kiranya posting kali ini kami angkat tema dan judulBIANCHI DAN SEJARAH SEPEDA TUA ITALI.

Sebelum Perang Dunia I dimulai, Bianchi sebagai sebuah industri telah berproduksi dengan angka produksi 45.000 sepeda, 1.500 sepeda motor dan 1.000 mobil per tahun. Kala itu produsen sepeda ini diminta untuk merancang dan memproduksi kendaraan militer. Waktu itu, sepeda menjadi sarana transportasi alternatif untuk mengangkut senapan, senapan mesin, atau mortir. Mortir itu diangkut oleh tiga dari sepeda, masing-masing dengan melengkapi alat kelengkapan untuk mengangkut berbagai bagian.

Desain awal sepeda militer ala Bianchi kala itu telah menampilkan penggunaan suspensi belakang dan fork pada bagian depan, juga telah menggunakan desain sepeda lipat. Hal ini mungkin menjadi desain sepeda yang paling ‘eksotis’ yang pertama ada untuk sebuah desain sepeda. Dalam sebuah literatur dikatakan bahwa Italia merupakan pengadopsi awal sepeda militer. Korps elit Italia yang menggunakannya. Jika sebelumnya telah dikenal pasukan invanteri berkuda, maka melalui tangan Bianchi lah tercipta pasukan invanteri bersepeda, disebut ‘Bersaglieri’.

Desain Pertama Sepeda Lipat Militer oleh Bianchi

Penggunaan Sepeda oleh Pasukan Invanteri Italia (Bersaglieri)

Memang, penggunaan sepeda oleh militer itali ini bukanlah yang pertama, sebelumnya mereka telah menggunakan sepeda sipil, sampai akhirnya antara tahun 1910 – 1911 Pemerintah Italia menawarkan proyek desain sepeda militer kepada empat produsen sepeda, dan keluarlah nama Bianchi sebagai produsen sepeda terpilih untuk mengerjakan proyek sepeda militer tersebut.

Model sepeda militer peratama Bianchi dinamai model ‘1912’ dan diproduksi pada tahun 1913. Referensi yang kami baca menyebutkan bahwa ‘kereta angin’ ini dapat dianggap sebagai nenek moyang sepeda gunung moderen. Desain sepeda yang menampilkan frame lipat dengan berat 14kg. Ia dirancang dengan frame bersuspensi.

Karena keeratan hubungan BIANCHI DAN SEJARAH SEPEDA TUA ITALI inilah, tidak mengherankan jika akhirnya sampai detik ini Bianchi menjadi produsens sepeda legendaris sekaligus disegani oleh para rivalnya.

Referensi dan sumber gambar: http://bsamuseum.wordpress.com

http://thingsbike.com/cycling-reference/bianchi-dan-sejarah-sepeda-tua-itali.html

MENU DIET ALA ATLET SEPEDA PROFESIONAL

TIPS MENU DIET ALA ATLET SEPEDA PROFESIONAL – Seorang atlet sepedaprofesional menghabiskan setidaknya waktu dua sampai enam jam tiap harinya untuk berlatih. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi tubuh agar dapat mengimbangi pola latihan yang sedemikian ketat tersebut, seorang atlit memiliki menu diet yang ketat.

Untuk memaksimumkan physical potential mereka, atlit sepeda profesional harus mengkonsumsi diet berimbang antara kebutuhan karbohidrat, lemak dan protein, selain itu mereka juga mesti memperhatikan kecukupan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Fungsi utama diet ini bagi para atlit diantaranya, sebagai sumber energi utama bagi otot-otot tubuh selama berlatih atau sepanjang turnamen, support pembentukan dan memperbaiki otot-otot dan jaringan tubuh si Atlet.

 

Dalam satu hari latihan, seorang atlet sepeda profesional setidaknya perlu mengkonsumsi sekitar 5.000 kalori. Jumlah ini bisa saja bertambah menyesuaikan pada kondisi, misal ketika mengikuti event kejuaraan bersepeda, sebagai contoh: Lance Armstrong mengkonsumsi sekitar 7.000 kalori dalam satu hari, sepanjang mengikuti event Tour de France.

Kalori terutama dibentuk dari karbohidrat, berfungsi sebagai sumber energi. Sementara protein berfungsi dalam peremajaan dan memperbaiki jaringan otot. Disusul dengan fungsi lemak sebagai cadangan sumber energi. Adapun vitamin dan nutrisi suplemen turut ditambahkan dalam menu diet seorang atlet sepeda profesional, namun dengan pengawasan dokter/ahli gizinya.

Seorang atlet profesional memulai ‘pagi’ dengan sarapan sekitar tiga jam sebelum latihan dan kejuaraan. Menu sarapan mereka terdiri atas karbohidrat dan protein, yang terkandung dalam cerealia (biji-bijian seperti beras, gandum), pasta, roti, daging, madu dan orange jus. Sementara setelah berlatih, mereka memfokuskan diri pada kecukupan cairan tubuh dan elektrolit, penggantian glikogen (gula darah) dengan 100gram karbohidrat pada rentang waktu dua jam.

Sementara untuk menu makan malam, seorang atlit sepeda mengkonsumsi makanan dengan kandungan (karbohidrat, protein dan lemak) berimbang, seperti: salad, pasta atau nasi, buah, kudapan manis, menu dengan kandungan protein.

Jika sebelumnya telah disinggung tentang menu sarapan dan makan malam, maka yang terjadi pada (siang) ketika seorang atlet profesional tengah menjalani aktivitasnya bersepeda, Nutrisi yang sangat penting untuk menjaga output tenaga maksimum sepanjang latihan, diantaranya Botol air minuman ber-elektrolit yang bermanfaat untuk fungsi otot dan hidrasi. energy bars, buah-buahan seperti pisang dan jeruk, power gel, atau kudapan semacam sandwich yang mudah dimakan.

George Hincapie, mantan USPRO Road Race Champion dan Olimpiade AS, mengatakan, “Saya memiliki aturan bahwa saya tidak akan bersepeda dalam kondisi tubuh lapar” Bahwa filsafat diikuti oleh setiap pengendara sepeda profesional. ItulahTIPS MENU DIET ALA ATLET SEPEDA PROFESIONAL

Sumber : http://thingsbike.com/health-and-fitness/menu-diet-ala-atlet-sepeda-profesional.html